BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
masalah belajar
Masalah
belajar adalah segala masalah yang terjadi
selama proses belajar itu sendiri, suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat
juga berkenaan dengan lingkungan yang
dapat menguntungkan bagi dirinya.
Masalah – masalah belajar ini tidak hanya
dialami oleh murid – murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga
dapat menimpa murid – murid nya yang
pandai dan cerdas. Karena hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dinamis , sehingga perlu secara terus menerus mencermati
perubahan – perubahan yang terjadi pada siswa.
Dari
pengertian belajar diatas maka jenis-jenis belajar disekolah dapat dikelompokkan
kepada murid – murid yang mengalami.
·
Keterlambatan akademik, yaitu keadan murid yang
diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkan secara optimal.
·
Kecepatan dalam
belajar, yaitu keadaan murid yang memilik akademik yang cukup tinggi atau
memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas – tugas khusus untuk
memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar nya yang amat tinggi.
·
Sangat lambat
dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang kurang
memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran
khusus.
·
Kurang motivasi
belajar yaitu keadaan murid yang kurang
bersemangat dalam belajar, mereka seolah – olah tampak jera dan malas.
·
Bersikap dan
kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang kegiatannya tau
perbuatan belajarnya sehari – hari antagonistik, seperti suka menunda – nunda
tugas, mengulur – ngulur waktu, membenci guru, tdak mau bertanya untuk hal –
hal yang tidak diketahui.
·
Sering tidak
sekolah, yaitu murid – murid yang sering tidak hadir, atau menderita sakit dalam jangka
waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.
Masalah-masalah belajar
baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun dimensi siswa, selama proses belajar
dan evaluasi hasil belajar. Masalahnya sering kali berkaitan dengan
pengorganisasian belajar.
1.
Faktor – faktor Intern belajar
a) Karekteristik
Siswa
Dapat dilihat dari
kesediaan siswa untuk mencatat pelajaran, mempersiapkan buku, alat-alat tulis
atau hal-hal yang diperlukan. Namun, bila mana siswa tidak memiliki minat untuk
belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan kesiapan belajar.
Faktor
– faktor timbulnya masalah belajar pada murid dapat di kelompokkan menjadi 2
kategori, yaitu:
1.
Faktor
yang berada pada diri murid itu sendiri, antara lain:
v
Gangguan secara
fisik, seperti kurang berfungsinya organ – organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indera, cacat tubuh.
v
Ketidakseimbangan
mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya
kemampuan mental, taraf kecerdasan cenderung kurang.
v
Kelemahan
emosional, seperti kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment), tercekam rasa
takut, benci, dan serta ketidak matangan emosi.
v
Kelemahan yang
disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, seperti kurang perhatian dan
minat terhadap pelajaran sekolah malas dalam belajar, dan sering bolos atau
tidak mengikuti pelajaran.
2.
Faktor
yang timbul dari luar diri individu, yaitu berasal dari:
v Sekolah, antara lain:
·
Sifat kurikulum
yang kurang fleksibel
·
Metode mengajar
yang kurang memadai
·
Kurangnya alat
dan sumber untuk kegiatan belajar
v Keluarga ,
antara lain
·
Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis
·
Sikap orang tua
yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
·
Keadaan Ekonami
b) Sikap
Terhadap Belajar
Sikap siswa dalam proses
belajar, terutama sekali setiap memulai kegiatan
belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar
siswa banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar.
Namun, bila lebih dominan sikap menolak sebelum belajar maka siswa cenderung
kurang memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar
c) Motivasi
Belajar
Di dalam aktivitas
belajar, motivasi individu dimanfestasikan dalam bentuk ketahanan atau
ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak, mengerjakan tugas dan
sebagainya. Umumnya kurang mampu untuk belajar lebih lama, karena kurangnya
kesungguhan di dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu, rendahnya motivasi
merupakan masalah dalam belajar yang memberikan dampak bagi ketercapaianya
hasil belajar yang diharapkan.
d) Konsentrasi belajar
Kesulitan
berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa,
karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu
memerlukan waktu yang cukup lama, di samping menuntut ketelatenan guru.
e) Mengelolah
Bahan Ajar
Siswa mengalami
kesulitan di dalam mengelolah bahan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang
dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Bantuan guru tersebut hendaknya
dapat mendorong siswa agar memiliki kemampuan sendiri untuk terus mengelolah
bahan belajar, karena konstruksi berarti merupakan suatu proses yang
berlangsung secara dinamis.
f)
Menggali Hasil Belajar
Bagi guru dan siswa
sangat penting memperhatikan proses penerimaan pesan dengan sebaik-baiknya
terutama melalui pemusatan perhatian secara optimal. Guru hendaknya berupaya
mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas, latihan, agar siswa mampu
meningkatkan kemampuan dalam mengolah pesan-pesan pembelajaran.
g) Rasa
Percaya Diri
Salah satu kondisi
psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam
proses pembelajaran adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri umumnya muncul
ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu
di mana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya.
Hal-hal ini bukan merupakan bagian terpisah dari proses belajar, akan tetapi
merupakan tanggung jawab yang harus diwujudkan guru bersamaan dengan proses pembelajaran
yang dilaksanakan.
h) Kebiasaan
Belajar
Adalah perilaku belajar
seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif
lama
sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang
dilakukan. Ada beberapa bentuk kebiasaan belajar yang
sering dijumpai :
a)
belajar tidak teratur
b)
daya tahan rendah
c)
belajar hanya menjelang ulangan atau ujian
d)
tidak memiliki catatan yang lengkap
e)
sering datang terlambat, dan lain-lain
2. Faktor-faktor Eksternal Belajar
a. Faktor
Guru
Guru harus
mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi,
melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam
batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok.
Bilamana dalam proses
pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas guru dengan baik, mampu
memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh
pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil
belajar yang diharapkan, namun jika guru tidak dapat melaksanakannya, siswa
akan mengalami masalah yang dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka.
b.
Lingkungan Sosial
(Teman Sebaya)
Lingkungan sosial dapat memberi dampak
positif dan negatif terhadap siswa. Contoh seorang siswa bernama Rudi yang
terpengaruh teman sebayanya dengan kebiasaan rekan-rekannya yang baik, maka
akan berdampak positif dan sebaliknya.
Pada sisi lain
lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Tidak
sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman
sebayanya yang mampu memberi motivasi kepadanya untuk belajar.
c. Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan
panduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau acuan untuk mengembangkan
proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran, maka dipastikan kurikulum
tidak akan mampu memenuhi tuntunan perubahan di mana perubahan kurikulum pada
sisi lain juga menimbulkan masalah, yaitu :
(a)
tujuan yang akan dicapai berubah
(b)
isi pendidikan berubah
(c)
kegiatan belajar mengajar berubah
(d)
evaluasi belajar
4.
Sarana dan Prasarana
Ketersediaan prasarana
dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya iklim pembelajaran yang
kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan
sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi
untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu sarana dan
prasarana menjadi bagian yang penting untuk tercapainya upaya mendukung
terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.
3.
Mengenal dan Mengatasi Belajar Siswa
Agar
bimbingan dapat lebih terarah dalam upaya menemukan siswa yang mengalami
kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :
a. Indentifikasi
Adalah suatu kegiatan
yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu
mencari informasi tentang siswa dengan melakukan :
v
Data dokumentasi hasil
belajar mereka
v
Menganalisis absensi
siswa di dalam kelas
v
Mengadakan wawancara
dengan siswa
v
Tes untuk memberi data
tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi
b.
Diagnosis
Adalah keputusan atau
penentuan mengenai hasil dari pengelolaan data tentang siswa yang mengalami
kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat
berupa hal-hal sebagai berikut :
• Keputusan
mengenai hasil kesulitan belajar siswa
• Keputusan
mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami kesulitan belajar
c. Prognosis
Prognosis merujuk pada aktivitas
penyusunan rencana atau program yang diharapkan dapat membantu mengatasi
masalah kesulitan belajar siswa.
d.
Terapi
Terapi di sini adalah
pemberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan
program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk terapinya antara lain :
• Bimbingan
belajar kelompok
• Bimbingan
belajar individu
• Pengajaran
remedial
• Pemberian
bimbingan pribadi
Cara menentukan masalah - masalah
belajar
Program pembelajaran merupakan hal yang kompleks. Kekompleksan itu
terdiri dari :
i.
Pemberlakuan kurikulum
ii.
Tugas Guru menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program pembelajaran,
serta strategi mengajar yang sesuai dengan kurikulum, dan
iii.
Peran siswa dalam proses belajar yang sesuai kurikulum yang berlaku.
Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi
Belajar
Motivasi belajar ada di dalam
diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar ada dalam
jaringan rekayasa pendagogis guru yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan
belajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar
siswa. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin
meningkat pada tercapainya hasil belajar.
Motivasi belajar merupakan segi
kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi
fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi
belajar pada siswa diantaranya :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada
keinginan siswa. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa,
dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Oleh sebab itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri.
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Oleh sebab itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu
dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi
jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang
sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya,
seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah menguatkan perhatian.
Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi
belajar.
d. Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa
keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan
kemasyarakatan.Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Bencan alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang
nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Oleh sebab
itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu
dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah,
maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan,
perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat
pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi
dan perilaku belajar.Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan
tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. LIngkungan budaya siswa
yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film semakin menjangkau
siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajarOleh sebab
itu, guru professional diharapkan mampu memanfaatkan semua itu agar tercipta
kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.
f. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Guru adalah pendidk yang berkembang. Sebagai
pendidik, partisipasi dan teladan perilaku yang baik merupakan salah satu upaya
membelajarkan siswa. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah
dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut :
Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan
Membina belajar tetib pergaulan
Membina belajar tetib lingkungan sekolah.
Disamping itu, upaya pembelajaran secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya meliputi :
Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar
Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna
Mendidik cinta belajar.
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda lainnya. Guru professional dituntut menjalin kerja sama pendagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.
Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan
Membina belajar tetib pergaulan
Membina belajar tetib lingkungan sekolah.
Disamping itu, upaya pembelajaran secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya meliputi :
Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar
Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna
Mendidik cinta belajar.
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda lainnya. Guru professional dituntut menjalin kerja sama pendagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.
Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar
a.
Tenaga Pengajar (Guru)
Motivasi
mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar
pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak
bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya
untuk belajar. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai
berikut:
Motivasi menentukan tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh Keneth M. Mover adalah:
1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa.
4) Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
5) Tugas terlalu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi frustrasi.
6) Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok.
7) Kreativitas siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.
Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain:
1) Sikap percaya guru pada kemampuan siswa
Banyak hal yang mempengaruhi siswa yang dibawanya ke sekolah seperti kepribadiannya, pengalaman masa lalunya, kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini memang dapat mempengaruhi seberapa keras mereka berupaya di sekolah. Namun demikian, faktor-faktor tersebut tidak banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling penting yang dapat dilakukan guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan guru itu sendiri terhadap peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik dapat belajar dan karenanya memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal dapat mempengaruhi pola pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih telaten dan promotif. Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan keyakinan bahwa mereka dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi.
2) Menciptakan situasi belajar yang positif
Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk dapat memotivasi siswa.
3) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa
Membangun perhatian dan motivasi intrinsic peserta didik merupakan hal yang penting. Beberapa hal yang dapat membangun minat dan keingin tahuan para siswa yaitu :
- Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa
- Gunakan nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif
- Sajikan materi pelajaran dalam bentuk cerita secara bersemangat. Misalnya : ''Ketika kalian memesan milkshake (sebut merek terkenal tertentu) kesukaan kalian, maka dia tidak akan mencair meskipun kalian panaskan di dalam oven. Hal itu disebabkan oleh bahan pengemulsi yang terbuat dari ganggang yang sedang kita pelajari ini.''
- Selain itu penggunaan permainan, simulasi, perjalanan edukatif, pembicara tamu dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.
4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas
Tugas-tugas yang terlalu mudah hanya menuntut sedikit upaya dan tidak menghasilkan keinginan untuk sukses sehingga otomatis tidak bias memotivasi. Demikian pula tugas yang terlalu sulit dikerjakan seberapa besar pun upaya mereka juga tidak memotivasi bahkan mungkin menimbulkan frustasi. Oleh karena itu tingkat kesulitan tugas-tugas yang diberikan harus proporsional.
5) Memanfaatkan balikan (feedback)
Feedback mengenai performa yang baik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya, feedback terkait performa yang kurang baik dapat menjadi masukan yang berguna bagi peserta didik untuk dapat memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak lanjuti. Oleh karena itu, soal-soal evaluasi yang telah diberikan sebaiknya dibahas kembali sehingga peserta didik mengetahui kegagalan mereka dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut.
6) Memperhatikan kebutuhan siswa
Secara umum kebutuhan siswa akan determinasi diri yaitu kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika mereka merasa diberi hak untuk memberi pernyataan mengenai lingkungan kelas mereka dan tugas-tugas belajar mereka.
7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok
Membangun sebuah lingkungan kelas yang positif dapat memotivasi siswa untuk meraih prestasi. Hal ini menuntut perhatian terhadap kebutuhan sosial dan emosional siswa di samping kebutuhan akademik mereka. Bekerja dalam kelompok dengan target yang terukur dan kompetitif dapat menjadi pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas belajar mereka. Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka.
Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Peran guru disini cukup banyak untuk meningkatkan belajar. Upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut.
1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar antar lain :
Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar. Oleh karena itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.
Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan yang menantangnya. Oleh karena itu, peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.
Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu. Oleh karena itu, disamping mengajarkan bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek.
Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahanbelajar siswa semakin bertambah. Oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai menantang.
Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Oleh karena itu, guru perlu memberitahukan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar.
2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada di dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa dengan cara sebagai berikut.
a) Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya
b) Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar, guru “tetap secara terus-menerus” mendorong
c) Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar member kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar
d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, misalnya surat kabar, dan tayangan televise yang mengganggu pemusatan perhatian belajar agar dicegah
e) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar
f) Guru merangsang siswa dengan penguatan member rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segal hambatan dan “pasti berhasil”.
3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya
b) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa
c) Guru memecahkan hal-hal yang snukar, dengan mencari “cara memecahkan”.
d) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian mengatasi kesukaran.
e) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
f) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.
g) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.
h) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.
4) Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan mendidikkan cita-cita bangsa. Upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar dapt dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
a) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
b) Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar
c) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar
d) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar
e) Guru memberanikan siswa keinginan-keinginannya dan mencatat keinginan yang tercapai dan tidak tercapai
f) Guru bekerja sama dengan pendidikan lain seperti orang tua, ulama, dan yang lainnya untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.
Dalam rangka pengembangan cita-cita belajar tersebut, guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Program-program yang dapat dilakukan antara lain :
g) Program lomba baca yang di selenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan
h) Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, unjuk kreatifitas seni, dan sebagainya
i) Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna.
b. Peserta Didik (Calon Guru)
Melihat pentingnya guru dalam pengajaran dan menumbuhkan motivasi, sehingga motivasi belajar pun perlu ditingkatkan untuk peserta didik, terutama para calon guru sebagai berikut.
1) Segi Belajar
Visualisasikan
Carilah gambar atau image yang berhubungan dengan tujuan atau cita-cita kita, misalnya berupa barang, atau tempat wisata yang ingin dikunjungi. Letakkan ditempat yang sering terlihat, agar setiap kali melihatnya membuat kita termotivasi untuk berusaha lebih giat.
Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Motivasi menentukan tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh Keneth M. Mover adalah:
1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa.
4) Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
5) Tugas terlalu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi frustrasi.
6) Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok.
7) Kreativitas siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.
Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain:
1) Sikap percaya guru pada kemampuan siswa
Banyak hal yang mempengaruhi siswa yang dibawanya ke sekolah seperti kepribadiannya, pengalaman masa lalunya, kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini memang dapat mempengaruhi seberapa keras mereka berupaya di sekolah. Namun demikian, faktor-faktor tersebut tidak banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling penting yang dapat dilakukan guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan guru itu sendiri terhadap peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik dapat belajar dan karenanya memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal dapat mempengaruhi pola pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih telaten dan promotif. Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan keyakinan bahwa mereka dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi.
2) Menciptakan situasi belajar yang positif
Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk dapat memotivasi siswa.
3) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa
Membangun perhatian dan motivasi intrinsic peserta didik merupakan hal yang penting. Beberapa hal yang dapat membangun minat dan keingin tahuan para siswa yaitu :
- Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa
- Gunakan nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif
- Sajikan materi pelajaran dalam bentuk cerita secara bersemangat. Misalnya : ''Ketika kalian memesan milkshake (sebut merek terkenal tertentu) kesukaan kalian, maka dia tidak akan mencair meskipun kalian panaskan di dalam oven. Hal itu disebabkan oleh bahan pengemulsi yang terbuat dari ganggang yang sedang kita pelajari ini.''
- Selain itu penggunaan permainan, simulasi, perjalanan edukatif, pembicara tamu dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.
4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas
Tugas-tugas yang terlalu mudah hanya menuntut sedikit upaya dan tidak menghasilkan keinginan untuk sukses sehingga otomatis tidak bias memotivasi. Demikian pula tugas yang terlalu sulit dikerjakan seberapa besar pun upaya mereka juga tidak memotivasi bahkan mungkin menimbulkan frustasi. Oleh karena itu tingkat kesulitan tugas-tugas yang diberikan harus proporsional.
5) Memanfaatkan balikan (feedback)
Feedback mengenai performa yang baik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya, feedback terkait performa yang kurang baik dapat menjadi masukan yang berguna bagi peserta didik untuk dapat memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak lanjuti. Oleh karena itu, soal-soal evaluasi yang telah diberikan sebaiknya dibahas kembali sehingga peserta didik mengetahui kegagalan mereka dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut.
6) Memperhatikan kebutuhan siswa
Secara umum kebutuhan siswa akan determinasi diri yaitu kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika mereka merasa diberi hak untuk memberi pernyataan mengenai lingkungan kelas mereka dan tugas-tugas belajar mereka.
7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok
Membangun sebuah lingkungan kelas yang positif dapat memotivasi siswa untuk meraih prestasi. Hal ini menuntut perhatian terhadap kebutuhan sosial dan emosional siswa di samping kebutuhan akademik mereka. Bekerja dalam kelompok dengan target yang terukur dan kompetitif dapat menjadi pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas belajar mereka. Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka.
Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Peran guru disini cukup banyak untuk meningkatkan belajar. Upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut.
1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar antar lain :
Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar. Oleh karena itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.
Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan yang menantangnya. Oleh karena itu, peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.
Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu. Oleh karena itu, disamping mengajarkan bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek.
Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahanbelajar siswa semakin bertambah. Oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai menantang.
Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Oleh karena itu, guru perlu memberitahukan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar.
2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada di dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa dengan cara sebagai berikut.
a) Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya
b) Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar, guru “tetap secara terus-menerus” mendorong
c) Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar member kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar
d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, misalnya surat kabar, dan tayangan televise yang mengganggu pemusatan perhatian belajar agar dicegah
e) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar
f) Guru merangsang siswa dengan penguatan member rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segal hambatan dan “pasti berhasil”.
3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya
b) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa
c) Guru memecahkan hal-hal yang snukar, dengan mencari “cara memecahkan”.
d) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian mengatasi kesukaran.
e) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
f) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.
g) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.
h) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.
4) Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan mendidikkan cita-cita bangsa. Upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar dapt dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
a) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
b) Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar
c) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar
d) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar
e) Guru memberanikan siswa keinginan-keinginannya dan mencatat keinginan yang tercapai dan tidak tercapai
f) Guru bekerja sama dengan pendidikan lain seperti orang tua, ulama, dan yang lainnya untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.
Dalam rangka pengembangan cita-cita belajar tersebut, guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Program-program yang dapat dilakukan antara lain :
g) Program lomba baca yang di selenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan
h) Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, unjuk kreatifitas seni, dan sebagainya
i) Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna.
b. Peserta Didik (Calon Guru)
Melihat pentingnya guru dalam pengajaran dan menumbuhkan motivasi, sehingga motivasi belajar pun perlu ditingkatkan untuk peserta didik, terutama para calon guru sebagai berikut.
1) Segi Belajar
Visualisasikan
Carilah gambar atau image yang berhubungan dengan tujuan atau cita-cita kita, misalnya berupa barang, atau tempat wisata yang ingin dikunjungi. Letakkan ditempat yang sering terlihat, agar setiap kali melihatnya membuat kita termotivasi untuk berusaha lebih giat.
Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Kerjakan segera
Pada saat kita merasa ingin melakukan sesuatu yang akan mempercepat proses pencapaian tujuan, lakukanlah segera. Jangan menundanya, seringkali kita menunda hal-hal yang seharusnya dilakukan. Entah itu dengan alasan karena merasa tidak mampu melakukannya atau karena alasan lain yang tidak seharusnya.
Mulailah dengan Rasa Senang
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan belajar kita .Coba nikmati proses belajar dan jalan yang kita tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah kita miliki.
Buatlah Aturan
Harus diakui terkadang kita juga merasa malas dan bosan, hingga melewatkan satu hari berlalu tanpa ada kemajuan. Tapi jangan biarkan ini terus terjadi, satu hari kita malas maka besoknyapun kita masih malas untuk melakukannya. Buatlah aturan untuk tidak melewatkannya lebih dari 1 hari, cukup satu hari yang tersia-sia.
Berlatih Dengan Keras
Tidak bisa tidak, kita harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat kita raih jika kita terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.
Cari Inspirasi Setiap Hari
Inspirasi merupakan motivator terbaik, dan inspirasi bisa ditemukan dimana saja. Carilah inspirasi setiap hari, inspirasi bisa berasal dari : blogs, cerita suksess, forums, buku, majalah, koran, televisi, dan radio.
Catatan Harian
Catatan harian bisa menjadi motivator yang sangat berharga. Catat bukan hanya keberhasilan atau apa yang telah dilakukan, tapi catat juga pemikiran, perasaan, dan kesalahan apa yang telah dilakukan. Ini akan meningkatkan motivasi.
Bersabar
Kata ini terlalu sering didengar, mudah mengatakannya namun sulit untuk melakukannya. Terlebih jika mempunyai tujuan dalam jangka panjang, namun bersabar adalah keharusan. Setiap sesuatu membutuhkan waktu, bila memang sudah waktunya nanti kita bisa merasakan nikmatnya kesuksessan.
Berpikir Positif, Buang Yang Negatif
Awasi pikiran, waspadalah terhadapnya. Sadar atau tidak kita selalu berbicara pada diri sendiri, namun kita tidak selalu siap menghadapi pikiran buruk kita sendiri. Buanglah jauh dan gantilah pikiran buruk dengan pikiran yang baik, pikiran baik bisa menjadi kekuatan yang dahsyat.
2) Segi Guru dan Teman
Cari Guru atau Pembimbing
Ini akan memberi kita motivasi, setidaknya untuk show atau menunjukan keberhasilan yang telah dicapai. Dan memberi motivasi untuk melakukan sesuatu yang telah diajarkan. Mungkin ini cara yang mahal untuk mencari motivasi, tapi cari ini terbukti bisa berhasil.
Bergaullah dengan Orang-Orang yang Senang Belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bergaulah dengan Orang-Orang yang Optimis dan Selalu Berpikiran Positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
Teman Berkompetisi
Carilah yang bersahabat dan mau berkompetisi dengan sportif. Partner atau teman bisa juga menjadi pesaing dalam arti yang positif, pastikan untuk bersaing secara positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar