BAB
I
MANAJEMEN
KEUANGAN SEKOLAH LANJUTAN PERTAMA
A.
ARTI
DAN MAKNA MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH
1.
Pengertian
dan Fungsi Manajemen Keuangan Sekolah
Menurut Weston Copeland, pengertian manajemen keuangan
dapat dirumuskan oleh fungsi dan tanggung jawab para manajer keuangan meskipun
tanggung jawab manajer keuangan berbeda-beda.
Tugas
pokok manajer keuangan disekolah adalah merencanakan untuk memperoleh dana
kebutuhan operasional dan menggunakan dana tersebut untuk program pembelajaran.
4
aspek yang harus dilakukan manajer keuangan;
Aspek
1 : membuat perencanaan perkiraan dan bekerja sama dengan manajer lainnya.
Aspek
2 : memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiyayaannya serta
segala hal yang berkaitan dengannya.
Aspek
3 : bekerja sama dengan manajer lainnya agar lembaga dapat beroperasai
seefisien mungkin.
Aspek 4 : menyangkut penggunaan keuangan dan mencari dananya.
A.
Keuangan
(Finance)
Keuangan
dalam arti luas bagian dari urusan praktis yang berhubungan dengan uang.
B. Anggaran
(Budget)
Anggaran
merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
lembaga.
Beberapa
keuntungan penggunaan anggaran sekolah :
a. Menetapkan
suatu rencana tiindakan dimasa yang akan datang
b. Menetapkan
suatu penilaian terhadap kegiatan yang direncanakan
c. Penting
bagi pemantapan rencana kerja
d.
Berguna
untuk peramalan , pengeluaran dan estimasi pendapatan
C.Biaya (Cost)
Biaya : seluruh dana baik langsung/tidak langsung
yang diperolehdari berbagai sumber (pemerintah, masyarakat, orang tua) yang
diperuntukan untuk penyelenggaraan pendidikan.
Perhitungan biaya pendidikan ditentukan oleh komponen
kegiatan pendidikan, meliputi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
D.Pembiayaan
(Financing)
Financing
merupakan fungsi penyediaan dana untuk melaksanakan usaha. Begitu juga dengan
pengelolaan pendidikan dana merupakan hal yang sangat untuk terlaksananya
program pembelajaran.
E.Pemicu
Biaya (Cost Driver)
Pemicu
biaya merupakan factor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya total
untuk suatu obyek biaya.
Cost
Driver eksekusional merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan lembaga
untuk mengelola dan melakukan
pengambilan keputusan untuk menurunkan biaya.
2.
Kedudukan Manajemen Keuangan pada
Jenjang Persekolahan
Seperti
yang telah dijelaskan oleh Weston Copeland bahwa “pada hierarki
organisaasiperusahaan jabatan direktur
keuangan dianggap tinggi, oleh karena bidang keuangan merupakan titik
pusat dalam pengambilan keputusan ditingkat puncak.”
Pada
institusi sekolah, hierarki organisasi jabatan bidang keuangan pada satuan
pendidikan di urus oleh pembantu kepala sekolah
II yang mengurus keuangan dan
administrasi umum.
Ini
menunjukan bahwa bidang keuangan setara kedudukannya dengan bidang pendidikan
dan kesiswaan. Dalam hierarki ini langsung dibawah kepala sekolah, mereka ini
termasuk golongan yang dapat mengambil
kebijakan atas dasar pendelawegasian kepala sekolah. Tugas lain manajemen
keuangan melakukan analisis keuangan yang dibantu oleh bagian bendaharawan dan
bagian akuntansi. Bagian bendaharawan bertanggung jawab atas perolehan dana dan
pengamanannya, sedangkan bagian akuntansi adalah mencatat (accounting), melaporkan (reporting),
dan pengendalian (controlling).
Sekolah akan berjalan dengan baik apabila Kepala Sekolah berperan sebagai
manager keuangan professional.
C. MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH : KAJIAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1.
Kajian
Administrasi Pendidikan dari Kaca Mata Ekonomi
Focus utama dalam bidang ekonomi adalah masalah
pengalokasian sumber-sumber dan konsep utamanya ditekankan pada masalah
keterbatasan sumber-sumber. Pendidikan sebagai kekayaan ekonomi dan kekayaan
ini bersifat non material yang berupa pelayanan yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, artinya kekayaan ini dalam bentuk kualitas SDM yang
dihasilkan lembaga pendidikan melalui proses pembelajaran. Melalui pendidikan
memungkinkan individu mendapat income/pendapatan.
Keuntungan hasil pendidikan yang diperoleh individu
ada yang bersikap ekonomi dan ada yang bersifat sosial. Mengenai manfaat atau
keuntungan yang diterima oleh individu dari pendidikan, hasil penelitian
Houthaker dan Miller menunjukkan adanya suatu kecenderungan, bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar pula pendapatan yang
diterimanya.
2.
Strategi
Pengelolaan Keuangan Sekolah
Beberapa
ahli pembiayaan pendidikan, menekankan bahwa ketersediaan dana merupakan salah
satu syarat untuk dapat dilaksanakan berbagai kegiatan pendidikan. Bersama-sama
dengan unsur-unsur administrasi pendidikan yang lainnya seperti
manusia/personil, fasilitas, teknologi pendidikan, dan berfungsi untuk kemudian
menghasilkan output.
Karena
keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan,
maka tanggung jawab atas pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah, masyarakat dan orang tua (UUSPN No. 20 tahun 2003).
Keberhasilan
pengelolaan atas dana pendidikan itu akan menimbulkan berbagai manfaat,
diantaranya :
a) Memungkinkan
penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efektif dan efisien.
b) Memungkinkan
tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan, sebagai salah satu tujuan
didirikannya lembaga tersebut (terutama bagi lembaga pendidikan swasta).
c) Dapat
mencegah adanya kekeliruan kebocoran ataupun penyimpangan-penyimpangan dana
dari rencana semula.
d) Penyimpangan
akan dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan baik sesuai yang
diharapkan.
Dalam
mengelola sekolah tujuan utamanya adalah bagaimana sekolah dapat menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat. Tanggung jawab pembiayaan pendidikan dalam
manajemen keuangan Sekolah Lanjutan Pertama mengakomodir tuntutan eksternal dan
internal dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan. Hal yang penting adalah menempatkan
fungsi manajemen keuangan benar-benar menunjukkan sasaran pembelajaran yang
berimplikasi pada mutu pendidikan yang kompetitif.
BAB
II
PENGELOLAAN
KEUANGAN PADA PERSEKOLAHAN
A. PROSES PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH
Penerimaan
dan realisasi/penggunaan keuangan sekolah merupakan hal yang penting untuk
mengetahui potensi dan apa yang akan dihasilkan dari potensi tersebut. Untuk
mencapai tujuan tersebut dalam konsep administrasi pendidikan menggunakan
strategi, yaitu memfungsikan fungsi administrasi dalam pengelolaan keuangan
sekolah seperti perencanaan, pengorganisasian sumber dana sekolah dan
pendistribusiannya, penggerakan dan penggunaan keuangan sekolah, pengawasan dan
evaluasi anggaran serta mempertanggungjawabkannya.
1. Perencanaan Anggaran
Peran anggaran dalam pengelolaan pembelajaran
yang berkaitan dengan layanan belajar dan manajemen sekolah serta manajemen
sekolah secara keseluruhan sangatlah penting untuk mencapai tujuan. Anggaran
merupakan rencana kuantitatif terhadap operasi organisasi sekolah. Anggaran
meliputi aspek keuangan maupun aspek non keuangan dari operasi yang
direncanakan. Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran yaitu menyediakan
anggaran untuk melaksanakan program yang telah direncanakan.
Anggaran
mempunyai peran penting dalam pengalokasian sumber daya atau potensi sekolah,
pengkoordnasian operasi pendidikan. Candoli Carl Cs. (1985) mengemukakan dalam
lembaga pendidikan anggaran sekolah merupakan instrumen perencanaan dan
instrumen pengendalian. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat
anggaran menurut Yahya (2003:46) adalah :
1)
Permintaan terhadap hasil produksi dan
stabilitas permintaan potensi dasar
2)
Jenis-jenis hasil produksi yang dibuat
3)
Jenis-jenis dan sifat hasil produksi
yang dibuat
4)
Kemampuan menyusun jadwal mengatur
pelaksanaan
5)
Jumlah dana yang dipergunakan
dibandingkan dengan hasil yang mungkin dicapai.
6)
Perencanaan dan pengawasan
Stephen
P.Taylor (2001:351) menyatakan anggarn penting dilakukan dengan alasan sebagai
berikut :
1)
Untuk menentukan apakah mereka mendapat
laba atau rugi.
2)
Untuk menghitung dampak keputusan
tertentu yang direncanakan.
3)
Untuk mengesahkan keputusan bisnis yang
telah diambil.
4)
Untuk menentukan target manajemen.
5)
Untuk menentukan tingkat kebutuhan
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan, keberadaannya harus dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat sebagai stakeholder,
selain memikirkan bagaimana suatu keuntungan bias diperoleh sekolah.
2.
Strategi
Mencari Sumber Dana Sekolah
Untuk dapat menyusun suatu rencana kerja
dan memperoleh hasil kerja yang bermutu tentu saja sumber-sumber dana harus
jelas, sehingga dapat dilakukan prediksi untuk menentukan target dan tujuan
yang akan di capai. Strategi untuk mencari sumber dana program sekolah adalah:
1. Melakukan
ekstra kurikuler yang berkualitas, contohnya: lomba Karya Ilmiah untuk
memperoleh sponsorship untuk pendanaan sekolah.
2. Menyelenggarakan
kursus luar sekolah misalnya menyelenggarakan kursus computer, kursus bahasa
inggris, dan lain-lain. Pesertanya bukan hanya siswa sendiri juga masyarakat
yang ditarik iuran.
3. Sekolah
membentuk koperasi sekolah yang modalnya berasal dari siswa, guru, pemerintah
dan dikelola secara professional yang diharapkan akan berdampak positif baik
ditinjau dari segi bisnis, sebagai contoh dikemukakan bahwa anak-anak yang
menitipkan barang dagangannya sudah mampu membiayai sekolahnya dan sebagai
tempat siswa memperoleh keterampilan dikaitkan dengan kurikulum berbasis
kompetensi, namun belum terfikirkan kalau koperasi bias menunjang dana KBM.
4. Mencari
dana tambahan untuk meningkatkan KBM melalui kopersai, adalah hal yang paling
mungkin karena hamper setiap sekolah mempunyai koperasi, namun belum diman
faatkan secara maksimal.
5. Sebelum
penerimaan siswa, orang tua diwawancarai tentang kesediaan memberikan sumbagan
sesuai kemampuan masing-masing.
Jika
pada sekolah negri atau sekolah yang menjadi tanggung jawab pemerintah, dana
yang bersumber dari pemerintah tersebut untuk mengelola sekolah, maka tidak
akan dapat ditentukan target perolehan mutu dalam pembelajaran maupun manajemen
sekolah. Hal yang serupa akan terjadi pada sekolah-sekolah swasta, jika yayasan
tidak menyediakan dana yang cukup untuk mengelola pembelajaran. Solusinya yaitu, kepala sekolah bersama unsure sekolah
lainnya harus berusaha untuk memperoleh dana dari sumber-sumber lainnya.
3. Penggunaan Keuangan Sekolah
Dana yang diperoleh
dari berbagai sumber dibukukan dan diagendakan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran di kelas, laboratorium, perpustakaan, serta di tempat lainnya digunakan
secara efektif dan efisien, dan sasaran penggunanaan dana tersebut sesuai
rencana dan program yang diperkirakan akan mencapai target dan tujuan
pembelajaran sekaligus tujuan sekolah. Pemerintah telah menyusun suatu kategori
dalam bentuk mata anggaran, kategori ini dimaksudkan agar sasaran penggunaan
anggaran dapat tersusun sedemikian rupa dan diukur tingkat pencapaian tiap-tiap
komponen. Adapun komponen yang baku dan yang berlaku disekolah menurut buku T.5
(Depdikbud, 1988:84) adalah:
·
Program Rutin
M.A. 5110 – Gaji dan
tunjangan
M.A. 5120 – tunjangan
beras
M.A. 5150 – Lembur
M.A. 5210 – Keperluan
alat kantor
M.A. 5220 – Barang
Inventaris
M.A. 5230 – langganan
daya/jasa (Listrik, telepon, air)
M.A. 5250 – Kegiatan
belajar mengajar
M.A. 5350 – Pemeliharaan
Gedung
·
Program pembangunan
·
D.P.P = Dana Pembinaan Pendidikan
·
D.B.O = Dana Bantuan Operasi
·
O.P.F = Oprasi Pembangunan dan fasilitas
Berdasarkan
SKB Mendikbud dan Menkeu No. 585/k/1987 dan 590/kmk 03/03/1987 tanggal 24
september 1987 kegiatan-kegiatan tersebut adalah antara lain:
·
Pemeliharaan saran/prasanara
·
PBM/KBM
·
Pembinaan Kegiatan Siswa
·
Dukungan Kegiatan Personil
·
Kegiatan R.T Sekolah/Komite Sekolah
Menurut
Levin M.H. (1987:426):
Pengeluaran
sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian beberapa
sumber dari proses sekolah, apakah digambarkan atau tidak dalam anggaran
sekolah dan pengeluaran. Pengeluaran dari sumber sekolah termasuk nilai setiap input yang digunakan meskipun sekolah
memberikan sumbangan atau tidak terlihat secara akurat dalam perhitungan
pengeluaran. Fasilitas dan kelengkapan sekolah dibelanjakan oleh pemerintah
dalam bentuk proyek-proyek, di mana bagi sekolah tidak ada jaminan untuk
memperoleh fasilitas dan kelengkapan yang disediakan oleh proyek tersebut dan
belum tentu fasilitas dan kelengkapan itu dibutuhkan oleh sekolah. Hal yang
dapat dilakukan sekolah adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan
peralan seadanya.
4.
Pengawasan
dan Evaluasi Anggaran
Anggaran
biasanya untuk periode satu tahun dan sejalan tahun fiskal organisasi, namun
banyak lembaga yang menysunnya untuk periode kuartilan atau bulanan.
Menyelaraskan periode anggaran dengan periode fiscal organisasi membantu untuk
membandingakan operasi yang sesungguhnya dengan operasi yang dianggarkan.
Beberapa lembaga menggunakan anggaran kontinu, yaitu merupakan system
penganggaran yang menghasilkan seperangkat anggaran berupa anggaran kuartalan,
bulanan atau tahunan. Ada beberapa lembaga yang menggunakan anggaran kontinu
dalam menyusun dua buah anggaran tahunan setiap tahun dan dibuat untuk dua
tahun berikutnya.
Pengawasan
dalam anggaran adalah proses yang ahrus dilakukan sebagai manamestinya dan
diharapkan proses penggunaan anggaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Ada tiga hal yang mengharuskan mengapa anggaran harus di
awasi:
ü Sering
terjadi benturan kepentingan antara tujuan indivudu/kelompok dengan tujuan
organisasi
ü Ada
tenggang waktu saat tujuan dirumuskan dan tujuan diwujudkan yang memungkinkan
terjadinya penyimpangan.
ü Pengawasan
bertujuan tercapainya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber dana
yang terbatas.
Pengawasan
dilakukan untuk mengontrol apakah target akan dicapai, jika ada tanda-tanda
tidak tercapai maka periksa kembali perencanaan dan pola kerjanya, selain itu
pengawasan bukan untuk mencari kesalahan namun mengarahkan suatu rencana agar
dapat mencapai hasil yang diharapkan. Didalam pengawasan perlu dilakukan
monitoring anggaran adaalah bagian dari pengawasan pengelolaan anggaran atas
fakta-fakta dan informasi yang akurat sebagai bagian dari control pelaksanaan
anggaran kegiatan dan program sekolah, kegiatan ini sangat penting karena
merupakan bagian dari manajemen keuangan sekolah.
5.
Pertanggungjawaban
Keuangan Sekolah
Pertanggungjawaban
terhadap apa yang telah dicapai apakah sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan atau belum sesuai, hal ini sangat penting karena dengan mengetahui
hal tersebut dapat diambil tindakan sesuai tingkap capaian tersebut. Proses uni
menyangkut pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau
penyerahan kepada pihak yang berwenang. Pertanggung jawaban tersebut dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan
triwulan kepada (1) Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota dimana sekolah itu
berada. (2) Kepala Kantor KPN; dan (3) pihak pemberi dana baik Depdiknas maupun provinsi sesuai dengan
progrbaik Depdiknas maupun provinsi sesuai dengan program yang disetujui dan
anggaran yang diditerima. Bentuk
pertanggung jawaban yang dikenal dengan UYHD (Uang Yang Harus
Dipertanggungjawabkan) dilaporkan setiap bulan kepada pemerintah melalui pihak
yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketetapan waktu.
B.
STRATEGI
PENCARIAN SUMBER-SUMBER DANA SEKOLAH
1.
Pentingnya
Strategi dalam Penganggaran Lembaga
Stretegi merupakan
titik awal dalam penyiapan/pembuatan rencana dan anggaran lembaga. Strategi
lembaga merupakan jalan yang dipilih oleh lembaga untuk mencapai tujuan jangka
panjang dan misinya. Blocher dan Chenlin (1999) mengemukakan penggunaan
manajemen keuangan membantu strategi lembaga.
Strategi penganggaran
sebagai mana skema yang dibuat Blocher terlebih dahulu melakukan analisis
factor-faktor yang mempengaruhi yaitu: persaingan antara usaha sejenis,
pertumbuhan dan kekuatan ekonomi, stabilitas politik, tknolog yang digunakan,
peraturan sebagai landasan yuridis, dan dukungan masyarakat. Michael Porter
dalam manajeman biaya dengan tekanan strategi mengemukakan bagaimana suatu
lembaga dapat bersaing, merupakan dasar bagi lingkungan kompetitif untuk
menentukan manajemen biaya. Yaitu perlunya untuk mengetahui bagai mana lembaga
bersaing dan untuk mengetahui bagai mana seharusnya system manajemen biaya pada
suatu lembaga dirancang. Ada tiga jenis strategi kompetitif utama dalam suatu
lembaga adalah:
ü Strategi
‘cost leadership’ merupakan strategi
yang mendasar pada hasil dengan biaya yang rendah.
ü Strategi
Diferensiasi : merupakan dasar pada kualitas atau tampilan hasil.
ü Strategi
focus : mendasarkan pada diferensiasi atau cost
leadership untuk user tertentu.
Ketiga
strategi yang dikemukakan oleh Michael Porter, dapat diimplementasikan di dalam
pengelolaan sekolah, dimana sekolah harus mampu memiliki strategi dengan biaya
yang rendah namun dapat menghasilkan mutu lulusan yang baik,serta memikirkan
biaya untuk user tertentu di mna sekolah sebagai lembaga sosial
harus memberikan bantuan kepada siswa yang kurang mampu tetapi mempuanyai
kualitas dalam KBM. Proses penetuan strategi lembaga dimulai dengan
menguji/menilai factor-faktor eksternal yang mempengaruhi operassi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal. Eavaluasi tersebut meliputi pemeriksaan
terhadap karakteristik operasi seperti kekuatan keuangan, budaya organisasi,
keahlian manajerial, struktur fungsiunal, dan opersi yang sedang berjalan. Di
lain pihak Kaplan dan Northon mengemukakan strategi manajemen, dengan Strategi Balance Scorecard menyampaikan suatu
cara kerja melalui strategi yang digunakan di dalam menghasilkan nilai-nilai
empat prespektif. Teori Kaplan dan Northon ini apabila di implementasikan dalam
manajemen sekolah terutama yang berkaitan dengan manajemen keuangan akan sangat
membantu para kepala Sekolah. Membatu dalam hal, bagaimana menentukan strategi
mulai pencarian dana, penggunaan, dan pertanggungjawabannya. Sehingga Kepala
Sekolah mampu memberikan kepuasan dan pelayanan yang maksimal kepada guru,
siswa, dan orang tua siswa dalam bentuk menghasilkan output yang berkualitas, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan dan
memotivasi untuk tetap berpartisipasi. Untuk lebih jelasnya pembahasan strategi
di atas di implementasikan sebagai berikut:
1) Financial
digunakan strategi untuk pertumbuhan, dalam rangka mencapai tingkat
pengembalian investasi dan nilai tambah ekonomis.
2) Pelanggan
strategi digunakan untuk pembentukan nilai dan perbedaan prespektif pelanggan.
3) Proses
bisnis internal stretegi diarahkan untuk proses bisnis, agar pelanggan merasa
puas.
4) Pembelajaran
dan pertumbuhan lebih ditujukan untuk membentuk iklim yang mendukung perubahan
organisasi, inovasi dan pertumbuhan.
Kaplan
dan Northon menjelaskan ada 2 faktor yang mempengaruhi anggaran operasional dan
strategi anggaran. Anggaran operasional adalah anggaran yang berhubungan dengan
meramalkan pengeluaran penyelenggaraan program baik yang berkaitan dengan
manajemen sekolah maupun manajemen pembelajaran. Sedangakan anggaran strategi
memiliki suatu kekuatan inisiatif untuk mengatasi kesengajaan antara keinginan
untuk berprilaku kurang baik dan kemauan keras mencapai sesuatu melaui
peningkatan yang berkesinambungan.
2.
Tujuan
Strategik dan Sasaran Jangka Panjang
Perencanaa jangka
panjang seringkali memerlukan pengaagran modal yang merupakan proses evaluasi
dan pemilihan proyek-proyek utama organisasi yang diusulkan. Anggaran baru
adalah rencana pengeluaran modal yang mempunyai pengaruh jangka panjang
terhadap organisasi.
a.
Sasaran
Jangka pendek dan Anggaran Induk
Anggaran induk juga
merupakan ringkasan keuangan komprehensif dari anggaran dan rencana aktifitas
operasi organisasi dan sub unit organisasi untuk tahun depan. Anggaran tersebut
terdiri dari anggaran operasi dan anggaran keuangan, biasanya anggaran keuangan
ini mengikuti anggaran kas masuk dank as keluar, anggaran pendapatan dan
anggaran posisi keuangan. Jadi anggaran induk meliputi semua aktifitas yang
direncanakan dan juga merupakan hasil dari keputusan keuangan dan operasi untuk
aktivitas-aktivitas yang terjadi selama periode operasi yang akan datang.
Hubungan antara tujuan
strategic, sasaran jangka panjang, anggaran dan operasi yang digambarkan
feedback dari tujuan strategic untuk mencapai sasaran jangka panjang, rencana
jangka panjang, sasaran jangka pendek, anggaran iduk, dan penganggaran modal.
Hubungan ini sangat penting, dengan alas an jika strategi yang ditetapkan
ternyata tidak memenuhi harapan dan sasaran, maka strategi tersebut perlu
diubah sampai sesuai dengan sasaran baik jangka pendek, jangka panjang serta
anggaran yang digunakan.
b.
Prosedur
Penyusunan Anggaran
Lipham mengemukakan
bahwa ada tiga cara yang dipergunakan dalam menyusun anggaran, yaitu:
1. Comperative approach :
penganggaran yang dilakukan dengan cara membandingkan besarnya penerimaan
dengan pengeluaran untuk anggaran satu tahun.
2. The Planning Programing Bugedting
Evaluation System (PPBES) : penganggaran yang berorientasi
kepada rencana dan sasaran program secara khusus dan umum
3. Functional Approach :
penganggaran dalam bentuk gabungan antaran PPBES dan comperative approach. Prosedur penyusunan anggaran dikemukakan oleh
Lipham sebagai berikut:
1). Fase perencanaan
2). Fase mempersiapkan
anggaran
3). Fase mengelola
anggaran
4). Fase evaluasi anggaran
Keempat fase diatas
saling berkaitan dan merupakan siklus darri penganggaran yang sistematis
memiliki hubungan dengan sumber-sumber, program dan hasil.
C.
PERANAN
KEPALA SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
Kepala sekolah dan stafnya terlibat sepenuhnya dalam
semua aspek dari pesiapan anggaran dan penyusunan anggaran sekolah. Partisipasi
yang aktif dalam penyusunan anggaran belanja sekolah menuntut kemampuan dan
pengetahuan perencanaan dipihak sekolah sebagai salah satu instumen untuk
mencapai tujuan tujunnya, oleh karena itu titik berat yang dihadapi oleh setiap
kepala sekolah adalah bagai manan membuat perencanaan financial; perencanaan
senantiasa berhubungan dengan masa yang akan datang yang penuh ketidakpastian. Secara umum dalam
membiayai program pendidikan sumber keuangan sekolah pada pemerintah kota
berasal dari:
1.
Sumber dari Pemerintah
Sumber
anggaran penyelenggaraan sekolah adalah tersedianya dengan jelas sumber
anggaran sekolah yang berasal dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Sumber utama biaya pendidikan disekolah adalah pajak yang dimasukkan dalam
bentuk APBN dan APBD. Jhons dan Morphet mengatakan bentuk pajak yang
diperuntukan untuk membiayai pendidikan antaralain pajak kekayaan, pajak
penghasilan perorangan, pajak pendapatan penjualan, pajak kendaraan bermotor
dan lain sebagainya. Di Indonesia biaya pendidikan dari pemerintah berasal dari
APBN dan APBD, anggaran yang bersumber dari pemerintah pusat dialokasokan dalam
APBN secara Nasional yang didistribusikan keseluruh daerah tingkat 1.
2.
Sumber dari Masyarakat
Sumber
dana dari masyarakat adalah biaya yang diperoleh dari masyarakat melalui iuran
komite sekolah. Bantuan komite sekolah dibebankan kepada anak yang masih
mengikuti pelajaran disekolah, yang ditetapkan besarnya setiap siswa, digunakan
untuk membantu memenuhi kebutuhan sekolah. Dengan kata lain bantuan dari
masyarakat adalah bantuan yang bersifat wajib kecuali bagi mereka yang diberi
kebijaksanaan khusus dibebaskan dari sumbangan SPP dari komite sekolah.
Pembiayaan dari orang tua peserta didik dipungut setiap bulan sebagai
perwujudan tanggung jawab orang tua terhadap tercapainya tujuan pendidikan.
Perhatian orang tua terhadap sekolah tentusaja akan berpengaruh terhadap
kesediaan menyumbang dana untuk pendidikkan putra-putrinya.
3.
Sumber-sumber Lain
Selain dari
anggaran yang telah disebutkan diatas pembiayaan pendidikan bias juga diperoleh
melalui dana bantuan luar negri adalah semua bantuan yang berupa pinjaman atau
pemberian dari Negara asing yang diterima oleh pemerintah Indonesia sebagai
bantuan yang dimanfaatakan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan. Sumber
anggaran lain dalam dunia pendidikan bias juga diperoleh dari yayasan, swadana
dari masyarakat industry. Berbagai yayasan baik dari dalam maupun luar negri
yang berminat serta yang berkepentingan untuk pengembangan bidang pendidikan.
Thanks ilmunya...moga bermanfaat
BalasHapus